Cari Blog Ini

Minggu, 30 November 2014

Kejahatan Korporasi & Kasus

Kejahatan Korporasi
Black’s Law Dictionary menyebutkan kejahatan korporasi atau corporate crime adalah any criminal offense committed by and hence chargeable to a corporation because of activities of its officers or employees (e.g., price fixing, toxic waste dumping), often referred to as “white collar crime yang artinya kejahatan korporasi adalah tindak pidana yang dilakukan oleh dan oleh karena itu dapat dibebankan pada suatu korporasi karena aktivitas-aktivitas pegawai atau karyawannya (seperti penetapan harga, pembuangan limbah), sering juga disebut sebagai “kejahatan kerah putih”.
Sally. A. Simpson yang mengutip pendapat John Braithwaite menyatakan kejahatan korporasi adalahconduct of a corporation, or employees acting on behalf of a corporation, which is proscribed and punishable by law“. Simpson menyatakan bahwa ada tiga ide pokok dari definisi Braithwaite mengenai kejahatan korporasi. Pertama, tindakan ilegal dari korporasi dan agen-agennya berbeda dengan perilaku kriminal kelas sosio-ekonomi bawah dalam hal prosedur administrasi. Karenanya, yang digolongkan kejahatan korporasi tidak hanya tindakan kejahatan atas hukum pidana, tetapi juga pelanggaran atas hukum perdata dan administrasi. Kedua, baik korporasi (sebagai “subyek hukum perorangan legal persons“) dan perwakilannya termasuk sebagai pelaku kejahatan (as illegal actors), dimana dalam praktek yudisialnya, bergantung pada antara lain kejahatan yang dilakukan, aturan dan kualitas pembuktian dan penuntutan. Ketiga, motivasi kejahatan yang dilakukan korporasi bukan bertujuan untuk keuntungan pribadi, melainkan pada pemenuhan kebutuhan dan pencapaian keuntungan organisasional. Tidak menutup kemungkinan motif tersebut ditopang pula oleh norma operasional (internal) dan sub-kultur organisasional.
Pasal terkait korporasi :

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dikenakan:
·         Pasal 5 UU No. 31/1999
“Setiap orang yang melakukan tindak pidana sebagimana dimaksud dalam pasal 209 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (Dua ratus lima puluh juta rupiah)”.
·         Pasal 11 UU No. 31/1999
“Setiap orang yang melakukan tindak pidana sebagimana dimaksud dalam Pasal 418 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (Dua ratus lima puluh juta rupiah)”.
·         Pasal 12 UU No. 31/1999
“Setiap orang yang melakukan tindak pidana sebagimana dimaksud dalam Pasal 419, Pasal 420, Pasal 423, Pasal 425 atau Pasal 435 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dipidana dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, dikenakan:
·         Pasal 3 UU No. 8/2010
“Setiap orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)”.
·         Pasal 6 UU No. 8/2010
(1)   Dalam hal tindak pidana Pencucian Uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5 dilakukan oleh Korporasi, pidana dijatuhkan terhadap Korporasi dan atau Personil Pengendali Korporasi.
(2)   Pidana dijatuhkan terhadap Korporasi apabila tindak pidana Pencucian Uang:
a.      Dilakukan atau diperintahkan oleh personil pengendali Korporasi
b.      Dilakukan dalam rangka pemenuhan maksud dan tujuan Korporasi
c.      Dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi pelaku atau pemberi perintah
d.    Dilakukan dengan maksud memberikan manfaat bagi Korporasi 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”




Contoh Kasus :
Kasus Korupsi Pajak Hadi Poernomo dan BCA
Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait pembayaran pajak PT Bank Centra Asia (BCA). Ketua KPK Abraham Samad mengungkapkan, Hadi diduga melakukan perbuatan melawan hukum dan atau penyalahgunaan wewenang dalam kapasitas dia sebagai Direktur Jenderal Pajak 2002-2004.
Menurut Abraham, kasus ini berawal ketika BCA mengajukan keberatan pajak atas transaksi non performance loan (kredit bermasalah) sekitar 17 Juli 2003. Nilai transaksi bermasalah PT Bank BCA ketika itu sekitar Rp 5,7 triliun.
BCA Tbk dalam hal ini mengajukan keberatan pajak atas transaksi non performance loan sebesar Rp 5,7 triliun kepada Direktorat PPh (Pajak Penghasilan). Kemudian, setelah surat itu diterima PPh, maka dilakukan pengkajian lebih dalam untuk bisa mengambil kesimpulan, pada 13 Maret 2004, Direktorat PPh menerbitkan surat yang berisi hasil telaah mereka atas keberatan pembayaran pajak yang diajukan PT Bank BCA. Surat tersebut berisi kesimpulan PPh bahwa pengajuan keberatan pajak BCA harus ditolak.
"Direktur PPh menyampaikan kepada Dirjen Pajak dalam kesimpulannya bahwa permohonan wajib pajak BCA harus ditolak, namun, pada 18 Juli 2004, Hadi selaku Dirjen Pajak ketika itu justru memerintahkan Direktur PPh untuk mengubah kesimpulan. Melalui nota dinas tertanggal 18 Juli 2004, Hadi diduga meminta Direktur PPh untuk mengubah kesimpulannya sehingga keberatan pembayaran pajak yang diajukan PT Bank BCA diterima seluruhnya.
Pada hari itu juga, Hadi diduga langsung mengeluarkan surat keputusan ketetapan wajib pajak nihil yang isinya menerima seluruh keberatan BCA selaku wajib pajak. Dengan demikian, tidak ada lagi waktu bagi Direktorat PPh untuk memberikan tanggapan yang berbeda atas putusan Dirjen Pajak tersebut.
Selain itu, Hadi diduga mengabaikan adanya fakta materi keberatan yang diajukan bank lain yang memiliki permasalahan sama dengan BCA. Pengajuan keberatan pajak yang diajukan bank lain tersebut ditolak. Namun, pengajuan yang diajukan BCA diterima, padahal kedua bank itu memiliki permasalahan yang sama.
Oleh karena itu, KPK menemukan fakta dan bukti yang akurat dan berdasarkan itu. KPK adakan forum ekspos dengan satuan tugas penyelidikan dan seluruh pimpinan KPK sepakat menetapkan HP selaku Dirjen Pajak 2002-2004 dan kawan-kawan sebagai tersangka
KPK menjerat Hadi dengan Pasal 2 Ayat 1 dan atau Pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi junctoPasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. Pasal tersebut mengatur mengenai setiap orang yang melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan negara maupun setiap orang yang menyalahgunakan kewenangan dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar. Atas perbuatan Hadi ini, negara diduga mengalami kerugian sekitar Rp 375 miliar.
Menurut Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, nilai kerugian negara ini adalah besaran pajak yang tidak jadi dibayarkan BCA kepada negara. "Yang seharusnya negara menerima Rp 375 miliar tidak jadi diterima dan itu menguntungkan pihak lainnya, tidak selamanya harus menguntungkan si pembuat kebijakan," kata Bambang.

Sumber :
http://hukum.kompasiana.com/2014/04/24/kejahatan-korporasi-dalam-penerapan-sanksi-hukum--650884.html
http://fistiafanni.blogspot.com/2013/11/kasus-kejahatan-korporasi-dalam-kasus.html
http://nasional.kompas.com/read/2014/04/21/1929221/Ini.Detail.Kasus.Dugaan.Korupsi.Pajak.yang.Menjerat.Hadi.Poernomo
http://nasional.kompas.com/read/2014/08/28/18363161/Diyakini.Terlibat.Korupsi.Hadi.Poernomo.Tak.Akan.Dilepas.KPK


Senin, 17 November 2014

Pelanggaran Etika Bisnis

Larutan Cap Kaki Tiga vs Larutan Penyegar Cap Badak

Mungkin beberapa dari kita sudah tidak asing lagi dengan minuman larutan penyengar, dan masyarakat lebih mengenal larutan penyegar Cap Kaki Tiga yang bergambar badak pada kemasanya. Namun seiring berjalanya waktu di pasaran mulai muncul dua jenis larutan penyegar, yaitu Larutan Cap Kaki Tiga dan Larutan Cap Badak. Hal ini justru membingungkan bagi masyarakat, karena mereka lebih mengenal larutan cap kaki tiga. Masyarakat berpikir mana yang asli, apakah khasihat dan manfaat masing- masing  produk sama atau tidak.


Jelas itu berbeda karena larutan penyegar Cap Badak diproduksi oleh PT Sinde Budi sedangkan  Larutan Cap Kaki Tiga diproduksi oleh Kinocare (PT. Duta Lestari) dengan kemasan yang hampir sama. Begitu juga rasa, khasihat dan manfaat yang berbeda pula pada masing- masing produk.

Berikut awal bagaiman sejarah munculnya larutan penyegar.
Minuman pereda panas dalam yang berkhasiat menyembuhkan gejalanya seperti sariawan, bibir pecah-pecah dan susah BAB ini pertama kali masuk ke Indonesia di tahun 1978 dengan nama Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga. Merek Cap Kaki Tiga pertama sekali didirikan di Malaysia pada tahun 1937.


Arti lambang Tiga Kaki :

  • Kaki yang terarah ke atas melambangkan kehidupan yang harus selalu terarah pada ajaran tentang kebenaran yang bersumber dari yang maha kuasa.
  • Kaki yang berpijak ketanah melambangkan kerja keras yang harus dilakukan untuk mencapai sebuah kesuksesan.
  • Kaki yang bersimpuh melambangkan kerendahan hati yang harus dimiliki setiap orang yang berakhlak mulia.

Pabrik keduanya dibangun di Petaling Jaya tahun 1968. Dan kini sudah merambah ke lebih dari 20 negara, termasuk Australia, India dan Turki. Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd sebagai pemilik merek memberikan hak pakai dan produksi pertama kali di Indonesia kepada PT. Sinde Budi Sentosa. Lalu PT. Sinde Budi memberikan hak pendistribusian Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga kepada PT. Duta Lestari (cikal bakal Kinocare). Kebetulan owner kedua perusahaan ini bersahabat baik. Kedua owner ini pun bersahabat juga dengan owner Wen Ken Drug.

Seiring berjalannya waktu rupanya tak selamanya hubungan keduanya berjalan mulus. PT. Sinde Budi Sentosa menarik hak pendistribusian dari PT. Duta Lestari. Menurut versi Sinde Budi penyebabnya adalah adanya tunggakan faktur yang tidak diselesaikan oleh pihak Duta Lestari. Dan menurut Sinde pada awalnya Sinde Budi Sentosa dan Wen Ken Drug memang terjadi kesepakatan untuk mendaftarkan merek Cap Kaki Tiga. Namun, Wen Ken Drug tidak meminta Sinde Budi Sentosa untuk mendaftarkan Cap Kaki Tiga beserta gambar badak dan tulisan larutan penyegar dalam bahasa Indonesia dan Arab. Wen Ken Drug hanya meminta mendaftarkan logo Cap Kaki Tiga.

Sementara versi pihak Duta Lestari (sekarang Kinocare) mengatakan bahwa pihak Sinde Budi minta Bank Garansi padahal dulunya tidak ada perjanjian seperti itu. Sinde Budi Sentosa tidak mendaftarkan etiket dagang Cap Kaki Tiga dengan Lukisan Badak sebagaimana mestinya milik Wen Ken Drug. Justru, Sinde Budi Sentosa mendaftarkan merek Badak yang merupakan salah satu unsur pokok yang merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dari merek Cap Kaki Tiga. Sinde Budi Sentosa tidak membayar royalti secara tepat waktu. Tidak melaporkan laporan produksi atau penjualan produk-produk menggunakan merek Cap Kaki Tiga secara periodik. Serta Sinde Budi Sentosa juga menghilangkan gambar atau logo Kaki Tiga dari kemasan produk Cap Kaki Tiga. Daripada memberikan Bank Garansi lebih baik uangnya buat mengembangkan usaha, begitu kata owner Duta Lestari. Entah mana yang benar yang jelas kala itu distribusi Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga tidak lagi didistribusikan oleh Duta Lestari (cikal bakal Kinocare).

Setelah konflik dengan Duta Lestari beberapa lama kemudian hak produksi dan distribusi Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga yang dimiliki Wen Ken Drug pun dicabut dari PT. Sinde Budi Sentosa. Penyebabnya menurut kompas.com yang dikutip dari tabloid Kontan karena Sinde Budi melakukan wanprestasi dan kecurangan. Mulai 28 April 2011 secara resmi Wen Ken Drug mengalihkan kuasa produksi dan distribusi dari Sinde Budi Sentosa ke Kino. Karena memang Kino-lah yang sebelumnya mendistribusikan Cap Kaki Tiga, meskipun produksinya oleh Sinde Budi. Kini brand Cap Kaki Tiga diproduksi dan didistribusikan oleh Kinocare dengan nama Larutan Cap Kaki Tiga tanpa penyegar. Sementara Sinde Budi memakai merek Larutan Penyegar Cap Badak.

Dari permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa pihak yang dirugikan adalah pemilik awal Cap Kaki Tiga yaitu Wen Ken Drug karena menganggu penjualan produk cap kaki tiga yang dilakukan oleh pihak Sinde Budi Sentosa dengan merek dagang Larutan Penyegar Cap Badak. Dan pihak yang dirugikan selanjutnya adalah masyarakat, karena membuat mereka bingung mana produk yang asli dari larutan penyegar. Namun itu semua kembali kepada kita sebagai masayarakat, untuk memilih produk mana yang sesuai dan cocok dengan kebutuhan kita masing- masing.


Sumber :
  •  http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/01/22/larutan-cap-kaki-tiga-atau-cap-badak-527012.html
  • http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt512598663e72d/perseteruan-produsen-larutan-penyegar-berlanjut
  •  http://lenterakecil.com/larutan-cap-kaki-tiga/

Sabtu, 18 Oktober 2014

TUGAS SOFTSKILL REVIEW JURNAL

JURNAL 1

Judul                                 : PENGARUH PENERAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RENSPONSIBILITY (CSR) TERHADAP BRAND LOYALTY SUSU SGM (STUDI KASUS PADA KONSUMEN PENERIMA PROGRAM CSR TSS PT.SARI HUSADA DI YOGYAKARTA)

Nama Peneliti                :  Tri Maryati & Miftahul Jannah

Tahun                           : 2011

Tempat Penelitian        : PT.SARI HUSADA DI YOGYAKARTA

Varibel yang diteliti      : corporate social responsibility, costumer behavior, brand    loyalty

Hasil penelitian          : Hasil penelitian tentang analisis pengaruh CSR terhadap brand loyalty susu SGM ini menunjukkan bahwa memang terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap konsumen dalam pelaksanaan program CSR TSS terhadap brand loyalty susu SGM. Konsumen anggota TSS memberikan penilaian yang positif terhadap pelaksanaan program TSS ini. Indikator keberhasilan TSS bisa dilihat dari dua sisi, dari sisi perusahaan dikatakan berhasil jika anggota TSS telah mencapai kemandirian dalam hal pendidikan. Sementara dari sisi anggota TSS, program ini bisa dikatakan berhasil jika anggotanya semakin bertambah dan programnya dapat membawa perubahan yang positif terhadap anak. (Good CSR)


JURNAL 2
Judul                              : PENGARUH DIMENSI KEPERCAYAAN TERHADAP PARTISIPASI PELANGGAN E-COMMERCE (Studi Pada Pelanggan E-Commerce Di Indonesia)

Nama Peneliti                 : AINUR ROFIQ

Tahun                             : 2007

Tempat Penelitian          : Malang

Varibel yang diteliti      : e-commerce, participation, trust, ability, benevolence, integrity

Hasil Penelitian         : Transaksi melalui e-commerce memiliki potensi resiko yang cukup tinggi. Oleh karena itu faktor kepercayaan (trust) pelanggan terhadap vendor menjadi faktor kunci dalam e-commerce. Indonesia sebagai negara sedang berkembang dan baru sekitar lima tahun terakhir mengadopsi e-commerce, tentunya memiliki beberapa perbedaan dengan negara-negara maju yang telah lama mempraktikkannya. Perbedaan tersebut setidaknya menyangkut masalah regulasi, perangkat hukum, dan perilaku konsumen. Berkaitan dengan praktek e-commerce di Indonesia yang relatif masih baru tersebut, fenomena yang menarik untuk diteliti adalah sejauhmana kepercayaan (trust) pelanggan terhadap vendor e-commerce dan bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat partisipasi pelanggan dalam e-commerce. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis pengaruh variabel kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas (integrity) vendor terhadap kepercayaan (trust) pelanggan e-commerce di Indonesia; (2) menganalisis pengaruh variabel kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas (integrity) vendor terhadap tingkat partisipasi pelanggan e-commerce di Indonesia; dan (3) menganalisis pengaruh variabel kepercayaan (trust) terhadap tingkat partisipasi pelanggan e-commerce di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel pengguna e-commerce di Indonesia. Instrumen utama pengumpulan data berupa kuesioner dan diukur dengan skala likert. Kuesioner dikirim ke responden melalui mailing list. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 152 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM).

Dari ketiga variabel prediktor yang mempengaruhi kepercayaan (trust)pelanggan, yaitu kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas(integrity) vendor, ternyata hanya variabel integritas (integrity) vendor yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Sedangkan variabel prediktor yang mempengaruhi variabel partisipasi (participation) pelanggan dalam e-commerce, yaitu kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas (integrity) vendor serta kepercayaan (trust) pelanggan, ternyata hanya variabel integritas (integrity) vendor dan kepercayaan (trust) pelanggan yang memiliki pengaruh positif dan signifikan. Dengan demikian, integritas (integrity) vendor dan kepercayaan (trust) pelanggan merupakan variabel yang sangat penting dalam mempengaruhi partisipasi pelanggan e-commerce di Indonesia.



JURNAL 3
Judul                              : PENGARUH KOMITMEN RELASI, KUALITAS LAYANAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi Pada PT. Teduh Makmur Semarang)

Nama Peneliti                : LUTFI AFFANDI

Tahun                            : 2011  

Tempat Penelitian          : PT. Teduh Makmur Semarang

Varibel yang diteliti       : loyalitas konsumen, komitmen relasi, kualitas layanan, dan                                                               kepercayaan

Hasil Penelitian          : Morgan dan Hunt (1994) yang mengungkapkan aspek kunci berbagai penggerak kerjasama dalam hubungan antara kedua belah pihak, yaitu kepercayaan. Kepercayaan konsumen terhadap penyedia jasa akan meningkatkan nilai hubungan yang terjalin dengan penyedia jasa. Selain itu, tingginya kepercayaan akan dapat berpengaruh terhadap menurunnya kemungkinan untuk melakukan perpindahan terhadap penyedia jasa lain. Dwyer, dkk (Van de Van, 1992) mengemukakan pentingnya kepercayaan untuk membangun suatu hubungan bersama.

Diputra (2007) membuktikan bahwa jika perusahaan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan konsumen merasa mendapatkan kepuasan maka akan tercipta loyalitas konsumen, dan sebaliknya.

Persaingan yang semakin kompetitif mendorong perlunya penerapan strategi yang berorientasi jangka panjang. Tujuan penelitian ini mengetahui dan menganalisis secara empiris pengaruh komitmen relasi, kualitas layanan, dan kepercayaan terhadap loyalitas konsumen.

Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen PT. Teduh Makmur Semarang, sejumlah 37 perusahaan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan selanjutnya dianalisis dengan analisis regresi.

Hasil penelitian adalah (1) Komitmen relasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Semakin tinggi komitmen relasi maka semakin tinggi loyalitas, (2) Kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Semakin tinggi kualitas layanan maka semakin tinggi loyalitas, (3) Kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Semakin tinggi kepercayaan maka semakin tinggi loyalitas.

Selasa, 10 Juni 2014

Tugas Video

Video :http://www.youtube.com/watch?v=wmkbg2STZiM&feature=youtu.be

Surat Cinta

W. S. Rendra


Kutulis surat ini
kala hujan gerimis bagai bunyi tambur yang gaib,
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
Wahai, dik Narti,
aku cinta kepadamu !

Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya,
Wahai, dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku !

Kaki-kaki hujan yang runcing
menyentuhkan ujungnya di bumi,
Kaki-kaki cinta yang tegas
bagai logam berat gemerlapan
menempuh ke muka
dan tak kan kunjung diundurkan.

Selusin malaikat
telah turun
di kala hujan gerimis
Di muka kaca jendela
mereka berkaca dan mencuci rambutnya
untuk ke pesta.
Wahai, dik Narti
dengan pakaian pengantin yang anggun
bunga-bunga serta keris keramat
aku ingin membimbingmu ke altar
untuk dikawinkan
Aku melamarmu,
Kau tahu dari dulu :
tiada lebih buruk
dan tiada lebih baik
dari yang lain ……
penyair dari kehidupan sehari-hari,
orang yang bermula dari kata
kata yang bermula dari
kehidupan, pikir dan rasa.

Semangat kehidupan yang kuat
bagai berjuta-juta jarum alit
menusuki kulit langit :
kantong rejeki dan restu wingit
Lalu tumpahlah gerimis
Angin dan cinta
mendesah dalam gerimis.
Semangat cintaku yang kuat
bagai seribu tangan gaib
menyebarkan seribu jaring
menyergap hatimu
yang selalu tersenyum padaku.

Engkau adalah putri duyung
tawananku
Putri duyung dengan
suara merdu lembut
bagai angin laut,
mendesahlah bagiku !
Angin mendesah
selalu mendesah
dengan ratapnya yang merdu.
Engkau adalah putri duyung
tergolek lemas
mengejap-ngejapkan matanya yang indah
dalam jaringku
Wahai, putri duyung,
aku menjaringmu
aku melamarmu

Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
kerna langit
gadis manja dan manis
menangis minta mainan.
Dua anak lelaki nakal
bersenda gurau dalam selokan
dan langit iri melihatnya
Wahai, Dik Narti
kuingin dikau
menjadi ibu anak-anakku ! 

Resensi Buku

Judul Buku            : Indonesia Indah  “ Batik ”                          
Penulis                   : drs. Biranul Anas, dkk
Penerbit                 : Yayasan Harapan Kita/ BP 3 TMII
Tahun terbit           : 1997, cetakan ke-1
Jumlah Halaman   : 252 Halaman                        


Batik merupakan tradisi penduduk Indonesia sejak masa lalu. Kebiasaan membuat ragam hias sudah dikenal sejak masa pelukisan dinding- dinding gua. Seni lukis gua dibuat sekitar masa berburu. Lukisan dinding gua yang terdapat di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, P. Muna, P. Kei Kecil, Irian dan Kalimantan, banyak mengambarkan beragam cap telapak tangan, manusia dalam berbagai kegiatan. Tangan dipakai sebagai ragam hias yang merintangi penempelan pigmen pada dinding. Perintangan itu secara teknis merupaka tindakan menolak penempelan pigmen merah pada dinding gua. Secara magis pemilihan teknik rintang pigmen ( resist dyeing ) ditunjukan untuk mengundang keterlibatan roh pelindung guna menolak pengaruh roh jahat. Jadi pemilihan teknik rintang pada tekstil, pada dasarnya dipengaruhi oleh konsep kepercayaan. Teknik memebatik merupaka media yang dapat mempresentasikan bentuk lentur, rinci, rajin, tapi juga mudah.
Batik berasal dari bahasa Jawa “tik” yang pengertinnya berhubungan dengan suatu pekerjaan halus, lembut dan kecil, yang mengandung unsur keindahan. Secara etimologis berarti menitikkan malam dengan canting sehingga membentuk corak yang terdiri atas susunan titik dan garisan. Batik sebagai kata benda merupakan hasil penggambaran corak di atas kain dengan menggunakan canting sebagai alat gambar dan malam sebagai zat perintang. Artinya bahwa secara teknis batik adalah suatu cara penerapan corak di atas kain melaluai proses celup rintang warna dengan malam sebagai medium perintangnya.
Proses membuat batik diabagi dua yaitu, tulis dan cap. Batik tulis ialah batik yang dihasilkan dengan cara menggunakan canting tulis sebagai alat bantu dalam melekatkan malam pada kain, sementara batik cap menggunakan lempengan kecil tembaga yang membentuk corak pada suatu permukaannya serta membasahi permukaan lempengan tersebut dengan cairan malam untuk dicapkan pada kain. Secara waktu penyelesaian, batik tulis relatif lama dan batik cap lebih cepat, namun batik tulis memiliki kualitas yang bagus dibanding capa serta harga yang relatif mahal.
 Secara garis besar buku ini menjelaskan lebih dalam lagi apa itu tujuan,fungsi Batik, ragam corak Batik serta perkembangan corak Batik, Batik Kraton dan kebudayaan kaum ningrat, warna dan ciri batik daerah, serta pengaruh Pusat Batik di daerah pesisir,  pengaruh Batik cina, dan bagaimana pengaruh Batik dalam bidang perdagangan , serta bagaimana nasib Batik dengan tuntutan busana di masa depan.
Kelebihan buku ini adalah memiliki bahasa yang tidak terlalu berbelit sehingga mudah dibaca semua kalangan, serta informasi yang terkandung didalamnya sangat rinci dengan contoh- contoh gambar enak dilihat serta jelas sumbernya dan bentuk buku yang bagus dari segi pemilihan bahan kertas serta warnanya yang menarik. Adapun kelemahan dari buku ini terletak pada ukurannya yang cukup besar serta cukup berat dibawah kemana-mana dan terbatas dalam penjulanya sehingga dapat dibilang buku ini langka.
Kesimpulann :
Dari buku ini saya mendapatkan informasi yang jelas darimana asal-usul Batik, serta perkembanganya di Indonesia. Diharapkan bagi pembaca bisa memperoleh pengetahuan tentang Batik serta mencintai produk Batik asli Indonesia sebagai warisan dunia.




Selasa, 29 April 2014

Kemacetan Jakarta dan Solusinya

Hampir semua jalan di Jakarta mengalami kemacetan yang cukup membuat kita pusing, kesal, dan uring-uringan akibat kemacetan yang terjadi. Sebenarnya sederhana saja, kemacetan itu disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah kendaraan dan pertambahan jumlah jalan.
Selama ini pertambahan jumlah kendaraan meningkat dengan pesat sementara pertambahan jalan bisa dikatakan tidak ada pertambahan yang signifikan. Selain itu, faktor yang turut berperan dalam kemacetan adalah banyak pengendara yang tidak disiplin dan tidak mematuhi peraturan berlalu lintas serta jumlah penduduk DKI Jakarta yang semakin banyak akibat urbanisasi.

Beberapa cara yang telah ditempuh oleh pemerintah DKI Jakarta dalam mengatasi kemacetan, seperti memberlakukan three in one pada jalan-jalan tertentu dan membangun transportasi Busway Tapi nampaknya usaha tersebut tetap saja tidak bisa mengatasi kemacetan. Khusus untuk busway, transportasi massal jenis ini memang sangat dibutuhkan, tapi bukan untuk mengatasi kemacetan, justru sebaliknya, karena jalan yang digunakan oleh busway tidak dibarengi dengan pelebaran jalan, sehingga jalan semakin sempit akibatnya makin menimbulkan kemacetan. Di samping itu masyarakat pengguna busway justru dimonopoli oleh masyarakat yang nota bene tidak memiliki kendaraan roda empat.

Jakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia disokong oleh beberapa daerah seperti Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Depok. Di mana banyak masyarakat atau penduduk yang bertempat tinggal di daerah-daerah tersebut bekerja di Jakarta. Bisa dibayangkan kalau sebagian besar dari mereka menggunakan kendaraan ditambah dengan penduduk Jakarta yang terus bertambah. Jakarta jadi membludak dan akibatnya kemacetan terjadi di mana-mana.

Sebagai negara yang masih berkembang, tentu masyarakatnya, berlomba-lomba menuju ke penghidupan yang lebih baik. Pada umumnya, mereka mengukur kesuksesan dengan memiliki kendaraan roda 4 (mobil). Ada kebanggaan dalam dirinya dan ingin menunjukkan kepada keluarga, teman, dan masyarakat di sekelilingnya bahwa ia telah sukses. Semakin banyak mobil semakin kaya (sukses) dan banggalah ia.

Hal yang juga memicu kemacetan adalah jumlah penduduk. Orang berlomba-lomba hijrah ke Jakarta mencari pekerjaan atau kehidupan yang lebih layak. Umumnya, putra-putri terbaik daerah yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi hijrah ke Jakarta. Bahkan yang tidak berpendidikan pun semuanya hijrah ke Jakarta. Ibaratnya Jakarta adalah gula yang dikerebuti oleh semut. Sehingga menimbulkan banyak masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, kesenjangan sosial, kepadatan penduduk, dan lain-lain. Kenapa bisa terjadi demikian? Hal itu dapat disebabkan karena pembangunan yang tidak merata. Jakarta sebagai Ibukota negara mendapat perhatian yang berlebihan dalam semua aspek pembangunan, baik industri, infra suruktur maupun birokrasinya. Sementara daerah lain mendapatkan porsi dan perhatian yang lebih kecil. Sehingga terjadi ketidakseimbangan. Belum lagi pembangunan banyak yang tidak berorientasi lingkungan, sehingga dampaknya menjadi rawan banjir, longsor. dan sebagainya. Dampak yang lebih besar mungkin saja akan terjadi dalam beberapa tahun mendatang. Jakarta sepertinya tempat untuk praktek segala aktivitas kehidupan di Indonesia, tanpa ada perencanaan yang matang.

Sebagai sebuah negara yang luas dan terdiri dari banyak pulau dan jumlah penduduk yang besar. Perlu dipikirkan suatu sistem yang sesuai dalam menata negara ini. Mungkin kita bisa meniru sistem yang dipakai di Amerika Serikat, karena hampir ada kemiripan dalam hal luas daerah dan jumlah penduduk.

Ide tentang perpindahan ibu kota dan pembagian daerah (kota) sesuai dengan aktifitas terbesarnya juga mungkin merupakan solusi yang bisa dipertimbangkan, dipikirkan dan direncanakan secara matang. Namun itu merupakan solusi jangka panjang. Yang harus segera dilaksanakan, yaitu bagaimana untuk segera mengatasi kemacetan di Jakarta. Berikut ini, mungkin bisa menjadi solusi dalam mengatasi kemacetan di Jakarta, antara lain:
•     Jalur three in one lebih diperluas wilayahnya dan tidak menggunakan batas waktu.
•     Jalan-jalan yang dilalui busway yang menyebabkan penyempitan badan jalan harus segera    diperlebar.
•    Membangun transportasi massal lain, seperti misalnya subway atau monorel
•    Menerapkan usia kendaraan yang layak beroperasi. Ini juga dapat mengurangi polusi.
•    Meningkatkan tarif pajak kendaraan bermotor, khususnya kendaraan roda empat.
•    Mengadakan pelatihan atau seminar kepada supir-supir angkutan umum  tentang keselamatan dan peraturan berlalu lintas.
•    Menegakkan aturan dengan menindak tegas semua pelanggar lalu lintas tanpa kecuali ataupun oknum polisi yang berbuat pungli.
•    Memperbanyak dan terus menerus mengingatkan masyarakat melalui spanduk, brosur, ataupun iklan tentang disiplin berlalu lintas. Baik di media Cetak ataupun media elektronik.
Oleh sebab itu diperlukan suatu kesadaran dan kerjasama antar pemerintah daerah dengan masyarakat jakarta dalam mengatasi kemacetan di Jakarta.









sumber : http://www.variant-info.com/component/content/article/46-artikel/91-mengurai-kemacetan-di-jakarta-a-solusinya.html

Minggu, 27 April 2014

BIOGRAFI WALT DISNEY




 

 Walter Elias Disney lahir pada tanggal 5 Desember 1901 di 2156 N. Tripp Ave, Hermosa, Chicago, Illinois, dari pasangan Elias Disney dan Flora Call. Nenek moyang Walt Disney beremigrasi dari Gowran, Irlandia. Arundel Elias Disney, kakek buyut Disney, lahir di Kilkenny, Irlandia, pada tahun 1801, dan merupakan keturunan dari Robert d'Isigny, orang Perancis yang berkelana ke Inggris bersama William sang Penakluk tahun 1066. Nama d'Isigny di Anglikanisasi menjadi Disney
Ayahnya, Elias Disney, pindah dari County Huron, Ontario, ke Amerika Serikat tahun 1878, untuk mencari emas di California, namun akhirnya bertani dengan orang tuanya di dekat Ellis, Kansas hingga tahun 1884. Elias bekerja untuk Union Pacific Railroad dan menikah dengan Flora Call pada 1 Januari 1888 di Acron, Florida. Keluarga mereka lalu pindah ke Chicago, Illinois, tahun 1890, tempat saudaranya Robert tinggal. Pada tahun 1906, ketika Walt masih berusia empat tahun, Elias dan keluarganya pindah ke peternakan di Marceline, Missouri, tempat saudaranya Roy baru membeli tanah. Di Marceline, Disney mengembangkan minatnya terhadap seni lukis. Salah satu tetangganya, dokter bernama "Doc" Sherwood yang sudah pensiun, membayarnya untuk menggambar kuda milik Sherwood, Rupert. Disney juga mengembangkan minatnya terhadap kereta api di Marceline.
Keluarga Disney tetap tinggal di Marceline selama empat tahun sebelum pindah ke Kansas City tahun 1911. Di sana, Walt dan adiknya Ruth masuk ke Benton Grammar School, tempat ia bertemu Walter Pfeiffer. Pfeiffer memperkenalkan dunia vaudeville dan film kepada Walt. Selanjutnya, Walt menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga Pfeiffer daripada di rumahnya sendiri. Ia mengikuti kursus hari Sabtu di Kansas City Art Institute. Selama tinggal di Kansas City, Walt dan Ruth Disney juga sering mengunjungi Electric Park.
Pada tahun 1917, Elias membeli saham di pabrik jelly O-Zell di Chicago, lalu memindahkan keluarganya kembali ke kota itu. Pada tahun yang sama, Disney mula belajar di McKinley High School dan mula menghadiri kursus malam di Chicago Art Institute. Disney menjadi seorang kartunis untuk koran sekolahnya. Karya-karya kartunnya berbau patriotik, berfokus pada Perang Dunia I. Disney dikeluarkan dari sekolah pada usia 16 tahun, lalu mencoba bergabung dengan Angkatan Bersenjata AS, tetapi ditolak kerana belum cukup umur.
Setelah ditolak, Walt bersama salah seorang temannya bergabung dengan Palang Merah. Setelah bergabung dengan Palang Merah, Walt dikirim ke Perancis selama setahun sebagai sopir ambulans
Pada tahun 1919, Walt yang hendak mencari pekerjaan di luar pabrik jelly O-Zell di Chicago, pindah kembali ke Kansas City untuk memulakan karier seninya. Setelah mempertimbangkan untuk menjadi aktor atau artis koran, ia memutuskan untuk bekerja di koran, melukis karikatur politik atau strip komik. Sayangnya, tidak ada satupun yang ingin mempekerjakannya sebagai pelukis maupun sopir ambulans. Saudaranya, Roy, yang bekerja di sebuah bank di Kansas City, membuat Walt mendapat pekerjaan sementara di Pesmen-Rubin Art Studio dari rekan kerja Roy. Di Pesmen-Rubin, Disney membuat iklan untuk surat kabar, majalah, dan bioskop. Di sinilah ia bertemu dengan kartunis Ubbe Iwerks. Setelah berakhirnya kerja sementara di Pesmen-Rubin, mereka berdua tidak memiliki pekerjaan, lalu memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri.
Pada Januari 1920, Disney dan Iwerks mendirikan perusahaan yang bernama "Iwerks-Disney Commercial Artists". Sayangnya, perusahaan itu tidak berusia lama, dan Disney pergi sementara untuk memperoleh uang di Kansas City Film Ad Company, yang selanjutnya diikuti oleh Iwerks yang tidak mampu menjalankan bisnisnya sendiri. Ketika bekerja di Kansas City Film Ad Company, tempat ia membuat iklan berdasarkan cutout animation, Disney mengembangkan minatnya dalam bidang animasi, lantas ingin menjadi animator. Ia diperbolehkan oleh pemilik Ad Company, A.V. Cauger, untuk meminjam kamera dari tempat kerjanya untuk uji coba di rumah. Setelah membaca buku Edwin G. Lutz yang berjudul Animated Cartoons: How They Are Made, Their Origin and Development, ia melihat animasi lebih menjanjikan bagi masa depannya dibanding cutout animation yang dikerjakannya untuk Cauger. Akhirnya, Walt hendak membuka bisnis animasi sendiri, lalu merekrut seorang rekan kerja dari Kansas City Film Ad Company, Fred Harman, sebagai pekerja pertamanya. Walt dan Harman kemudiannya berhasil membuat persetujuan dengan pemilik bioskop setempat Frank L. Newman, tokoh yang dikenal sebagai "showman" paling terkenal di kawasan Kansas City pada saat itu, untuk menyiarkan kartun yang berjudul "Laugh-O-Grams" di bioskop tersebut.
AWAL KARIER WALT DISNEY
Dengan tajuk "Newman Laugh-O Grams," kartun Disney menjadi populer di Kansas City. Dari keberhasilan mereka, Disney mampu membeli studio sendiri dan merekrut banyak animator, termasuk adik Fred Harman Hugh Harman, Rudolf Ising, dan sahabat Disney Ub Iwerks. Sayangnya, karena gaji karyawan yang tinggi, Walt tidak mampu mengurus keuangan dengan baik. Akibatnya, studionya dililit hutang dan bangkrut. Disney lalu mendirikan studio di Hollywood, California.
Disney dan saudaranya mengumpulkan uang untuk mendirikan studio kartun di Hollywood. Ia memerlukan distributor untuk kartun barunya Alice Comedies yang mulai dibuatnya di Kansas City. Disney mengirim cetakan yang belum selesai ke distributor New York Margaret Winkler. Winkler membalas Disney bahwa ia berminat untuk mengedarkan film tersebut.
Virginia Davis (bintang live-action Alice’s Wonderland) dan keluarganya pindah dari Kansas City ke Hollywood atas permintaan Disney, begitu pula Iwerks dan keluarganya. Ini merupakan awal dari Disney Brothers' Studio yang terletak di Hyperion Avenue di distrik Silver Lake, tempat studio tetap berdiri hingga tahun 1939. Pada tahun 1925, Disney mempekerjakan seorang perempuan muda yang bernama Lillian Bounds untuk melukis seluloid animasi. Pada tahun yang sama, mereka berdua menikah.
Serial terbaru Alice Comedies yang dibintangi oleh Dawn O'Day, Margie Gay dan Lois Hardwick sukses. Pada saat serial akan berakhir tahun 1927, tumpuan lebih banyak dilakukan pada karakter animasi, terutama kucing bernama Julius yang mirip dengan Felix the Cat.
Pada tahun 1927, Charles B. Mintz menikahi Margaret Winkler, lalu memesan serial animasi baru untuk didistribusikan melalui Universal Pictures. Seri Oswald the Lucky Rabbit juga sukses, dan karakter utamanya Oswald - yang digambar oleh Iwerks - menjadi tokoh yang populer. Disney Studio meluas, dan Walt mempekerjakan kembali Harman, Rudolph Ising, Carman Maxwell, dan Friz Freleng dari Kansas City.
Pada Februari 1928, Disney pergi ke New York untuk merundingkan kenaikan bayaran dari Mintz. Disney terkejut ketika Mintz menyatakan bahwa ia tidak hanya akan menurunkan bayaran yang ia berikan pada Disney, tetapi juga memegang animator utamanya, seperti Harman, Ising, Maxwell, dan Freleng (kecuali Iwerks yang menolak meninggalkan Disney) di bawah kontraknya dan akan membuka studionya sendiri jika Disney tidak menerima pengurangan biaya. Universal Studios, bukan Disney, memiliki trademark Oswald, dan dapat membuat film tanpa Disney. Disney menolak tawaran Mintz dan kehilangan banyak karyawannya.
Setelah ditinggalkan oleh karyawannya, Disney sekali lagi bekerja sendiri. Perlu waktu 78 tahun bagi perusahaan Disney untuk mendapatkan kembali hak karakter Oswald.

AWAL MUNCULNYA KARAKTER MICKEY MOUSE 


Setelah kehilangan hak milik Oswald, Disney merasakan perlunya mengembangkan karakter baru untuk menggantikannya. Ia mendapat ilham dari seekor tikus yang pernah dipeliharanya ketika bekerja di Kansas City Studio. Ub Iwerks mengerjakan ulang sketsa yang dibuat Disney agar lebih mudah dianimasi. Namun, suara dan karakter Miki dibuat oleh Disney. Menurut seorang karyawan Disney, "Ub melukis wajah Miki, tetapi Walt memberikan jiwanya."  Pada awalnya, tikus itu diberi nama "Mortimer", kemudian diganti menjadi "Miki Tikus" oleh Lillian Disney yang merasa nama Mortimer tidak sesuai.
Film animasi pendek pertama yang menampilkan Miki merupakan film bisu yang berjudul Plane Crazy. Setelah gagal mendapatkan distributor untuk Plane Crazy atau The Gallopin' Gaucho, Disney akhirnya membuat kartun dengan suara yang berjudul Steamboat Willie. Disney lalu mulai merilis kartun melalui perusahaan seorang wiraswasta yang bernama Pat Powers. Akhirnya Steamboat Willie sukses, dan Plane Crazy, The Galloping Gaucho, dan semua kartun Miki selanjutnya dirilis dengan soundtrack. Disney sendiri mengisi menyediakan efek vokal untuk kartun-kartun awalnya dan mengisi suara Miki Tikus hingga tahun 1946. Setelah dirilisnya Steamboat Willie, Walt Disney terus berhasil menggunakan suara pada kartun-kartun selanjutnya. Miki lalu mengalahkan Felix the Cat sebagai tokoh kartun paling populer di dunia. Pada tahun 1930, Felix, walaupun bersuara juga, pudar dari latar kerana film kartun bersuaranya gagal menarik perhatian. Popularitas Miki lalu meningkat tajam pada awal tahun 1930-an.
Pada tahun 1932, Miki Mouse menjadi watak yang populer, tetapi Silly Symphonies tidak sesukses Miki. Pada tahun yang sama, Disney bersaing dengan kartun Max Fleischer, Betty Boop, yang semakin populer di kalangan penonton. Fleischer dianggap sebagai pesaing utama Disney pada 1930-an, Sementara itu, Columbia Pictures berhenti mengedarkan kartun Disney dan digantikan oleh United Artists.
Pada akhir tahun 1932, Herbert Kalmus yang baru saja menyelesaikan kamera three-strip technicolor, mendekati Walt dan meyakinkannya untuk membuat kembali film Flowers and Trees yang awalnya hitam putih menjadi three-strip Technicolor. Flowers and Trees sukses dan memenangkan Academy Award for Best Short Subject: Cartoons tahun 1932. Setelah dirilisnya Flowers and Trees, semua kartun Silly Symphonies selanjutnya menjadi berwarna. Disney juga berhasil menegosiasikan persetujuan dua tahun dengan Technicolor, memberikannya hak untuk menggunakan three-strip Technicolor. Melalui Silly Symphonies, Disney juga membuat kartunnya yang paling sukses, The Three Little Pigs, pada tahun 1933. Kartun ini ditayangkan di bioskop selama berbulan-bulan, dan juga menampilkan lagu hit yang menjadi lagu bagi Depresi Besar, yaitu "Who's Afraid of the Big Bad Wolf".

ANIMASI- ANIMASI BUATAN DISNEY










 Segala usaha pengembangan dan latihan ini digunakan untuk mengangkat mutu studio agar mampu memberikan mutu yang dikehendaki oleh Disney. Film yang berjudul Snow White and the Seven Dwarfs diproduksi dari tahun 1934 hingga pertengahan tahun 1937, ketika studionya kehabisan dana. Untuk mendapatkan pembiayaan untuk menyiapkan film Snow White, Disney terpaksa meminjam di Bank of America, lalu berhasil mendapatkan uang yang diperlukannya. Setelah disiapkan, film tersebut ditayangkan di Carthay Circle Theater pada 21 Desember 1937; pada akhir film, para penonton berdiri sambil memberikan tepuk tangan kepada Snow White and the Seven Dwarfs. Snow White, film animasi buatan Amerika Serikat dan Technicolor yang pertama, dirilis pada Februari 1938 setelah tercapainya persetujuan pengedaran baru dengan RKO Radio Pictures. Film ini menjadi film yang paling berhasil pada tahun 1938 setelah memperoleh lebih $8 juta dalam tayangan pertamanya.
Keberhasilan film Snow White memangkinkan Disney untuk membangun kampus baru bagi Walt Disney Studios di Burbank, yang dibuka pada 24 Desember 1939. Snow White bukan saja menandakan puncak keberhasilan Disney, tetapi juga memulai zaman yang dikenal sebagai Zaman Keemasan Animasi bagi Disney. Seluruh pekerja animasi film fitur, setelah menyiapkan film Pinocchio, melanjutkan pekerjaan untuk film Fantasia dan Bambi, serta tahap awal produksi Alice in Wonderland dan Peter Pan, sementara pekerja film pendek meneruskan pekerjaan mereka untuk kartun Miki, Donal, Gufi dan Pluto, sambil mengakhiri seri Silly Symphonies. Animator Fred Moore mendesain ulang Miki Tikus pada akhir 1930-an, ketika Donal Bebek semakin populer di kalangan penonton dibanding Miki.


Film Pinocchio dan Fantasia mengikut jejak Snow White and the Seven Dwarfs ke bioskop pada tahun 1940, tetapi keduanya dalam hal keuntungan kurang memuaskan. Film Dumbo yang tidak terlalua mahal awalnya dirancang sebagai generator pendapatan, tetapi ketika film ini diproduksi, banyak animator studio berdemo, lantas menegangkan hubungan antara Disney dan artisnya dalam jangka waktu yang lama.

Film fitur Bambi dirilis pada April 1942, dan Disney berhasil merilis kembali Snow White pada 1944. Pada tahun 1945, The Three Caballeros adalah film fitur animasi terakhir Disney yang dibuat pada masa perang. Pada akhir 1940-an, studio Disney telah pulih untuk meneruskan produksi film Alice in Wonderland dan Peter Pan yang tertunda akibat perang, lalu memulai produksi film Cinderella, yang menjadi film Disney paling sukses setelah Snow White and the Seven Dwarfs. Studio ini juga memulai serial film live action bertema alam yang berjudul True-Life Adventures pada tahun 1948. Meskipun berjaya melalui film fitur, film animasi pendek Disney tidak selaris dahulu, karena orang mulai memberi perhatian kepada Warner Bros. dan bintang animasinya Bugs Bunny. Namun, sementara Bugs Bunny semakin populer pada 1940-an, Donal Bebek juga semakin populer. Donal juga akan menggantikan Miki sebagai bintang utama Disney pada tahun 1949.

DISNEYLAND



Ketika melakukan kunjungan bisnis ke Chicago pada akhir 1940-an, Disney menggambar rancangan taman bermain yang diharapkan menjadi tempat pekerjanya menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka. Ia mendapatkan ide taman bermain anak-anak setelah mengunjungi Children's Fairyland di Oakland, California. Ide awalnya dikembangkan menjadi konsep untuk perusahaan besar yang menjadi Disneyland. Disney menghabiskan lima tahun mengembangkan Disneyland dan membuka anak perusahaan, yaitu WED Enterprises, untuk melaksanakan perencanaan dan pembuatan taman. Sekelompok kecil pekerja studio Disney bergabung dengan proyek pembangunan Disneyland sebagai insinyur dan perencana yang dijuluki "Imagineers". Disneyland dibuka secara resmi pada 17 Juli 1955.
Walt Disney Productions juga memasuki bidang-bidang hiburan yang lain. Pada tahun 1950, Treasure Island menjadi film fitur all-live-action pertama Disney, diikuti dengan 20,000 Leagues Under the Sea (dalam format CinemaScope, 1954), Old Yeller (1957), The Shaggy Dog (1959), Pollyanna (1960), Swiss Family Robinson (1960), The Absent-Minded Professor (1961), dan The Parent Trap (1961). Studio Walt Disney juga merilis acara TV spesial pertamanya yang berjudul One Hour in Wonderland pada tahun 1950. Disney juga memulai serial antologi mingguan di ABC yang berjudul Disneyland. Pada tahun 1955, dibuatlah acara televisi harian pertama Disney, yaitu Mickey Mouse Club yang disiarkan hingga 1990-an.
Ketika studio diperluas dan didiversivikasikan ke media-media lain, Disney kurang memberi perhatian kepada departemen animasi, mempercayakan kebanyakan operasinya kepada animator penting. Selama hayat Disney, departemen animasi berhasil membuat Lady and the Tramp (dalam format CinemaScope, 1955), Sleeping Beauty (dalam format Super Technirama 70mm, 1959), One Hundred and One Dalmatians (1961) dan The Sword in the Stone (1963).
Setelah tahun 1955, acara TV Disneyland dikenal sebagai Walt Disney Presents, beralih dari hitam ptih ke siaran warna pada tahun 1961, dan mengganti namanya lagi menjadi Walt Disney's Wonderful World of Color, pindah dari ABC ke NBC, dan akhirnya kembali mengganti namanya menjadi The Wonderful World of Disney yang terus disiarkan di NBC hingga diambil alih oleh CBS pada tahun 1981. Semenjak itu, seri antologi Walt Disney telah disiarkan dalam rangkaian ABC, NBC, Hallmark Channel dan Cartoon Network melalui persetujuan hak siar yang terpisah.
Disney telah membentuk divisi penerbitan musiknya pada tahun 1949. Pada tahun 1956, terinspirasi dari keberhasilan The Ballad of Davy Crockett, ia mendirikan Disneyland Record.

KEHIDUPAN PRIBADI

Pada tahun 1925, Disney menikah dengan Lillian Bounds. Usaha pertama mereka untuk memiliki anak berakhir dengan Lillian mengalami keguguran. Selanjutnya, Lillian melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Diane Marie Disney pada tanggal 18 Desember 1933. Keluarga Disney juga mengadopsi Sharon Mae Disney (31 Desember 1936 – 16 Februari 1993).
Pada akhir 1966, Disney dijadwalkan menjalani operasi leher akibat cedera lama dari bermain polo. Pada 2 November 1966, selama operasi, dokter di Providence St. Joseph Medical Center mendapati bahwa Disney mengidap tumor di paru-paru kirinya. Lima hari kemudian, Disney kembali ke rumah sakit untuk operasi, tetapi tumor telah menyebar. Disney kemudian diberitahu bahwa hidupnya hanya tinggal enam bulan lagi. Pada 30 November 1966, Disney roboh di rumahnya, tetapi berhasil diselamatkan oleh paramedis, lalu dibawa kembali ke rumah sakit, tempat ia menghembuskan napas terakhirnya pada 15 Desember 1966, pukul 9:30 pagi, sepuluh hari setelah ulang tahunnya yang ke-65. Jenazahnya dikremasi pada 17 Desember 1966, lalu abunya disimpan di Forest Lawn Memorial Park di Glendale, California. Setelah kepergian Walt Disney, Roy Disney menguasai sepenuhnya Walt Disney Productions dan WED Enterprises.
Dua prinsip penting telah memotivasi seluruh hidupnya: melakukan apa yang dia nikmati dan percaya akan gagasan-gagasannya. Tanpa prinsip-prinsip ini, ia tak akan pernah menjadi Walt Disney yang besar: penerima 900 tanda kehormatan, 32 Oscar, lima Emmy, dan lima doktor honoris causa, perintis sejarah animasi dan salah seorang manusia terkaya di dunia. Ia telah mewujudkan impian-impiannya jauh melebihi harapannya yang paling muluk. Visi dan impiannya untuk  kebahagiaan anak – anak akan terus dikenang oleh dunia sepanjang masa.